HI sobat Nuswantoro , jangan pernah lupa akan sejarah dan budaya kita. Karena kita terlahir tidaklah sama dan hanya kebudayaan dan tradisilah yang dapat menyatukan dan sekaligus sebagai identitas diri dan bangsa kita. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari rasa kecintaanya terhadap negara dan budayanya. Liat saya negara-negara maju yang selalu menanamkan nasa nasionalisme terhadap setiap induvidu pendududknya.
Selalin kepercayaan dan kejujuran dalam memegang tinggi suatu budaya kita juga harus mengenal akan keanekaragaman budaya kita.JIka kita berbicara tentang Kain Tenun Buya Sabe Kerajinan Khas Donggala Sulawesi Tengah pasti tiap daerah akan berbeda-beda.Namun coba tengok persamaannya yang dapat kita jadikan upaya pemersatunya dan jadikan perbedaan itu suatu hal yang dapat memperkaya khasanan bangsa
Melalui Kain Tenun Buya Sabe Kerajinan Khas Donggala Sulawesi Tengah kita belajar bagaimana tradisi itu timbul dan tumbuh kembang di daerah asalnya. Jika mereka bisa kenapa gak dengan kita yang sebagai penerus kita harus mampu untuk memelihara dan mengembangkanya. Terutanya menerapkanya dengan unsur-unsur modern yang ada sehingga tidak tergerus oleh kemajuan jaman.Untuk itu langsung saja kita kenali khasanah budaya kita berikut ini
![]() |
Sarung Donggala |
Pembuatan tenun buya sabe ini hampir sama dengan pembuatan tenun-tenun yang ada di daerah lain. Baik dari proses pewarnaan benang hingga penenunan. Coraknya beragam, antara lain kain palekat garusu, buya awi, buya bomba, buya bomba kota, buya sabe, buya cura, serta kombinasi
Harga Kain Tenun buya sabe tergantung coraknya. Harga termurah mencapai Rp 300.000 dan paling mahal seharga Rp 650.000. Pada awalnya kain tenun buya sabe dipakai pada acara-acara tertentu saja, seperti pada acara upacara adat, pernikahan dan sebagainya. Bahkan ada corak tertentu seperti corak palekat, hanya dipakai oleh raja dan para menterinya. Namun seiring perkembangan zaman dan dalam upaya melestarikan kain donggala, maka kain ini boleh digunakan bisa digunakan dan dijual dengan nilai ekonomis. Kain tenun donggala juga sudah mendapatkan hak paten yang diberikan kepada pemerintah Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Presiden Bambang Yudhoyono juga pernah menggunakan kemeja dengan menggunakan kain tenun donggala ini. Saat ini Pegawai Negeri Sipil di Donggala pun menggunakan seragam dari kain tenun donggala.
Demikian Sobat, sekilas informasi mengenai kain tenun buya sabe, kerajinan tenun khas Donggala Sulawesi Tengah. Semoga menambah wawasan kita akan kekayaan dan khasanah budaya Bangsa Indonesia. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya.
Referensi :
- http://www.republika.co.id/berita/koran/jelajah-koran/14/09/07/nbj0aq-buya-sabe-donggala
- http://www.metrosulawesi.com/article/menenun-buya-sabe-tradisi-turun-temurun-desa-towale
- http://kirikananjalan.blogspot.co.id/2013/10/kain-tenun-buya-sabe-hasil-kerajinan-desa-wisata-limboro-donggala.html
- http://www.antarasulteng.com/foto/7/tenun-donggala
0 Response to "Kain Tenun Buya Sabe Kerajinan Khas Donggala Sulawesi Tengah"
Posting Komentar