HI sobat Nuswantoro , jangan pernah lupa akan sejarah dan budaya kita. Karena kita terlahir tidaklah sama dan hanya kebudayaan dan tradisilah yang dapat menyatukan dan sekaligus sebagai identitas diri dan bangsa kita. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari rasa kecintaanya terhadap negara dan budayanya. Liat saya negara-negara maju yang selalu menanamkan nasa nasionalisme terhadap setiap induvidu pendududknya.
Selalin kepercayaan dan kejujuran dalam memegang tinggi suatu budaya kita juga harus mengenal akan keanekaragaman budaya kita.JIka kita berbicara tentang 2 Rumah Adat Sulawesi Tengah pasti tiap daerah akan berbeda-beda.Namun coba tengok persamaannya yang dapat kita jadikan upaya pemersatunya dan jadikan perbedaan itu suatu hal yang dapat memperkaya khasanan bangsa
Melalui 2 Rumah Adat Sulawesi Tengah kita belajar bagaimana tradisi itu timbul dan tumbuh kembang di daerah asalnya. Jika mereka bisa kenapa gak dengan kita yang sebagai penerus kita harus mampu untuk memelihara dan mengembangkanya. Terutanya menerapkanya dengan unsur-unsur modern yang ada sehingga tidak tergerus oleh kemajuan jaman.Untuk itu langsung saja kita kenali khasanah budaya kita berikut ini
1. Rumah Adat Sulawesi Tengah - Rumah Tambi
Rumah Tambi |
2. Rumah Adat Sulawesi Tengah - Rumah Souraja
Rumah panggung ini merupakan paduan arsitektur gaya Bugis (Sulawesi Selatan) dan Kalimantan Selatan, dimana memiliki 36 buah tiang penyangga rumah bagian induk dan gandaria (Teras) termasuk 8 buah tiang bagian dapur.
Secara keseluruhan, bangunan Banua Mbaso terbagi atas tiga ruangan , yaitu:
- Lonta karawana (ruang depan). Ruangan ini berfungsi sebagai ruang tamu. Di ruangan ini dibentangkan onysa (tikar) sebagai alas. Para tamu yang menginap, biasanya bermalam menggunakan ruang ini.
- Lonta tata ugana (ruang tengah). Ruangan ini khusus untuk menerima tamu yang masih ada hubungan keluarga.
- Lonta rorana (ruang belakang). Ruangan ini berfungsi sebagai ruang makan. Terkadang ruang makan juga berada di lonta tata ugana. Di pojok belakang ruangan ini khusus untuk kamar tidur anak-anak gadis.
Untuk avu (dapur), sumur dan jamban, dibuatkan bangunan tambahan yang terletak di belakang bangunan utama. Untuk menghubungkan bangunan induk dengan ruang dapur tersebut dibuatkan jembatan beratap yang disebut dengan hambate atau dalam bahasa Bugis disebut jongke.
Rumah Souraja berbentuk rumah panggung yang ditopang sejumlah tiang balok dari kayu ulin, bayan, atau kayu besi yang terkenal keras. Atapnya berbentuk prisma yang dihiasi dengan ukiran-ukiran yang disebut panapiri, dan pada ujung bubungan bagian depan dan belakang diletakkan mahkota berukir disebut bangko-bangko. Terdapat banyak kaligrafi huruf Arab pada pintu atau jendela, atau ukiran pompeninie pada dinding, loteng, pinggiran cucuran atap, bangko-bangko dengan motif bunga-bungaan dan daun-daunan. Serupa dengan ukiran-ukiran yang berada di Tambi, motif-motif hiasan tersebut melambangkan kesuburan, kemuliaan, keramah-tamahan dan kesejahteraan.
Demikian Sobat tradisi, 2 rumah adat Sulawesi Tengah yang bisa kita ketahui, semoga menambah wawasan kita semua.
- http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1132/rumah-tambi
- http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/2016/07/26/bangunan-rumah-pusaka-dinding-tambi/
- https://wisatasulawesi.wordpress.com/wisata-sulawesi-tengah/banua-mbaso-palu/
- http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1130/rumah-adat-sulawesi-tengah
- https://wisatasulawesi.wordpress.com/wisata-sulawesi-tengah/banua-mbaso-palu/
0 Response to "2 Rumah Adat Sulawesi Tengah"
Posting Komentar