HI sobat Nuswantoro , jangan pernah lupa akan sejarah dan budaya kita. Karena kita terlahir tidaklah sama dan hanya kebudayaan dan tradisilah yang dapat menyatukan dan sekaligus sebagai identitas diri dan bangsa kita. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari rasa kecintaanya terhadap negara dan budayanya. Liat saya negara-negara maju yang selalu menanamkan nasa nasionalisme terhadap setiap induvidu pendududknya.
Selalin kepercayaan dan kejujuran dalam memegang tinggi suatu budaya kita juga harus mengenal akan keanekaragaman budaya kita.JIka kita berbicara tentang Baju Adat Sulawesi Tenggara pasti tiap daerah akan berbeda-beda.Namun coba tengok persamaannya yang dapat kita jadikan upaya pemersatunya dan jadikan perbedaan itu suatu hal yang dapat memperkaya khasanan bangsa
Melalui Baju Adat Sulawesi Tenggara kita belajar bagaimana tradisi itu timbul dan tumbuh kembang di daerah asalnya. Jika mereka bisa kenapa gak dengan kita yang sebagai penerus kita harus mampu untuk memelihara dan mengembangkanya. Terutanya menerapkanya dengan unsur-unsur modern yang ada sehingga tidak tergerus oleh kemajuan jaman.Untuk itu langsung saja kita kenali khasanah budaya kita berikut ini
Baju Tradisional Sulawesi Tenggara dari Kulit Kayu (Kinawo) |
1. Baju Adat Sulawesi Tenggara - Babu Nggawi
- Babu Nggawi Lipa Hinoru yaitu jenis pakaian adat yang dipakai oleh masyarakat Tolaki sejak dahulu (Hinoru sama dengan ditenun).
- Babu Nggawi Roo Mendaa adalah jenis pakaian adat hasil pengembangan namun masih mengambil model tradisional.
Sedangkan pada babu nggawi Roo Mendaan penggunaan rok panjang sebatas mata kaki. Rok mandaa ini tersebut dari warna, bahan baju yang sama dengan rok panjangnya diberi pleats (nempel ) pada bagian depan tengah, sedang pada bagian bawah diberi hiasan manik – manik berwarna keemasan bermotifkan khas daerah tolaki (tradisional) yaitu motif pinetobo, pinesowi dan pineburu mbaku.
2. Baju Adat Sulawesi Tenggara - Babu Nggawi Langgai
- Babu Kadiu yaitu baju yang berkerah berdiri dengan lengan panjang dan bagian depannya terbuka. Pada bagian sekitar leher dan belahan baju depan diberi hiasan-hiasan yang berwarna keemasan, demikian juga pada lengan
- Saluaro ala adalah celana panjang yang pada bagian bawah (kaki) kiri kanan dibelah kira-kira 10-15 cm sedang pada sekitar pinggiran dipasangkan hiasan yang sama dengan hiasan baju tadi.
- Lipa Mbineulu adalah sekarang motif khusus pada umumnya warna dasarnya hitan bergaris merah.
- Sulepe atau Salupi Sulepe atau salupi ini adalah ikat pinggang yang terdiri dari logam sepuhan emas, tetapi untuk masa sekarang ini orang cenderung membuat dari bahan baju yang sama dengan sulepe tersebut, kemudian diberi hiasan manik yang serupa dengan baju.
- Pabele atau destar yang terbuat dari bahan yang sama dengan celana dan baju tadi. Bentuknya pada bagian depan ujung atas atau puncaknya kelihatan runcing. Sekeliling pinggir pabele dan pada bagian lainnya diberi hiasan benang-benang emas dan manik-manik.
- Sapu Ndobo Mungai yaitu sejenis sapu tangan berwarna cerah yang diserasikan dengan warna baju pengantin pria, untuk hiasan keris.
- Leko atau Keris.
- Solopu Longgai atau Selof (khusus untuk Pria).
Cara pemakaian baju dan celana sama seperti pada umumnya pengantin pria, hanya memakai sarung (Lipa Mbineulu) yaitu dililit pada pinggang membalut celana dan pinggir sarung berada di atas lutut. Sedang baju pria berada di atas sarung. Pada pinggang di pasang sulepe kemudian keris/leko diselipkan di pinggang bagian depan. Ujung keris dililitkan (diikatkan) sapu ndobo wungai (sapu tangan).
Pada umumnya bahan pakaian wanita dan pria ini selalu sama yaitu terbuat dari bahan beledu atau bahan-bahan lainnya kemudian accessories yang dipakai untuk wanita maupun pria biasanya terbuat dari perak sepuhan emas. Hal ini tergantung dari status sosial ataupun kemampuan masing-masing. Dahulu untuk kaum Anakia (bangsawan) biasanya terbuat dari emas sedangkan untuk orang kebanyakan terbuat dari perak sepuhan.
Demikian Sobat tradisi, penjelasan mengenai baju adat Sulawesi Tenggara yang diambil dari busana pengantin suku Tolaki Sulawesi Tenggara. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Baju Adat Sulawesi Tenggara"
Posting Komentar