3 Senjata Tradisional Kalimantan Tengah

HI sobat Nuswantoro , jangan pernah lupa akan sejarah dan budaya kita. Karena kita terlahir tidaklah sama dan hanya kebudayaan dan tradisilah yang dapat menyatukan dan sekaligus sebagai identitas diri dan bangsa kita. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari rasa kecintaanya terhadap negara dan budayanya. Liat saya negara-negara maju yang selalu menanamkan nasa nasionalisme terhadap setiap induvidu pendududknya.

Selalin kepercayaan dan kejujuran dalam memegang tinggi suatu budaya kita juga harus mengenal akan keanekaragaman budaya kita.JIka kita berbicara tentang 3 Senjata Tradisional Kalimantan Tengah pasti tiap daerah akan berbeda-beda.Namun coba tengok persamaannya yang dapat kita jadikan upaya pemersatunya dan jadikan perbedaan itu suatu hal yang dapat memperkaya khasanan bangsa

Melalui 3 Senjata Tradisional Kalimantan Tengah kita belajar bagaimana tradisi itu timbul dan tumbuh kembang di daerah asalnya. Jika mereka bisa kenapa gak dengan kita yang sebagai penerus kita harus mampu untuk memelihara dan mengembangkanya. Terutanya menerapkanya dengan unsur-unsur modern yang ada sehingga tidak tergerus oleh kemajuan jaman.Untuk itu langsung saja kita kenali khasanah budaya kita berikut ini

3 Senjata Tradisional Kalimantan Tengah | tradisi-nuswantoro.my.id -  Kalimantan Tengah merupakan provinsi di pulau Kalimantan yang beribukota di Palangkaraya. Banyak tempat menarik yang bisa sobat kunjungi di Provinsi Kalimatan Tengah ini. Diantara tempat-tempat tersebut yang perlu sobat ketahui adalah adanya museum Balangan yang terletak di Kota Palangkara, atau tepatnya di Jalan Tjilik Riwut, hanya sekitar 2,5 km dari Bundaran Besar.

Museum Balanga banyak menyimpan benda-benda sejarah, diantaranya adalah keunikan senjata tradisional Kalimantan Selatan yaitu Sumpit, duhung dan mandau. Berikut penjelasan ke 3 Senjata Tradisional dari Kalimantan Tengah tersebut : 

1. Senjata Tradisional Kalimantan Tengah - Sumpit / Sipet

Sumpit dalam bahasa Kalimatan Tengah disebut Sipet, yaitu senjata tradisional yang digunakan untuk berburu, pertempuran terbuka maupun sebagai senjata pembunuh diam-diam. Penggunaan sumpit yaitu dengan cara ditiup.

Dari segi penggunaannya sumpit atau sipet ini memiliki keunggulan tersendiri karena dapat digunakan sebagai senjata jarak jauh dan tidak merusak alam karena bahan pembuatannya yang alami. Dan salah satu kelebihan dari sumpit atau sipet ini memiliki akurasi tembak yang dapat mencapai 200 meter

Sumpit tradisional terdiri tabung bambu atau kayu yang panjangnya 1-3 m , Sumpit dilengkapi dengan anak sumpit dengan bentuk bulat kira-kira diameternya kurang dari 1 cm. Anak sumpit (damek) dapat terbuat dari bambu yang salah satu ujungnya berbentuk seperti kerucut yang terbuat dari kayu yang massanya ringan (dari kayu pelawi). Ini berfungsi supaya anak sumpit dapat melesat dengan lurus atau sebagai penyeimbang saat lepas dari buluh. Sedangkan ujung yang lain runcing dan biasanya diberi racun yang sangat mematikan binatang buruan. Racun terbuat dari getah tumbuh-tumbuhan hutan dan sampai saat ini masih belum ada penawar racunnya. Sumpit digunakan dengan cara ditiup. Kuat tidaknya napas penyumpit akan menentukan sejauh mana jarak anak sumpit dapat melesat ke sasarannya.

Bagian pangkal sumpit biasanya lebih besar dan pada bagian inilah anak sumpit dimasukkan lalu ditiup. Antara Buluh sumpit dan anak sumpit memiliki ketergantungan yang tinggi (saling mendukung). Walaupun buluhnya bagus tetapi anak sumpit dibuat sembarangan maka hasilnya juga kurang memuaskan serta sebaliknya. Artinya kedua saling beperan penting dalam ketepatan mengenai sasaran/mangsa walaupun juga napas penyumpit serta kemahiran juga sangat berperan penting disini.
Untuk mencapai sasaran yang tepat dan kuat bernapas, panjang sumpit harus sesuai dengan tinggi badan orang yang menggunakannya, Bagian yang paling penting dari sumpitan, selain batang sumpit, yaitu pelurunya atau anak sumpitnya yang disebut damek. Ujung anak sumpit runcing, sedang bagian pangkal belakang ada semacam gabus dan sejenis dahan pohon agar anak sumpit melayang saat menuju sasaran. Racun damek oleh etnis Dayak Lundayeh disebut parir. Racun yang sangat mematikan ini merupakan campuran dari berbagai getah pohon, ramuan tumbuhan serta bisa binatang seperti ular dan kalajengking

Sumpit | gambar : nationalgeographic.co.id

2. Senjata Tradisional Kalimantan Tengah - Duhung (Dohong)


Duhung dipercaya masyarakat dayak sebagai senjata tertua masyarakat suku dayak. Pada awalnya orang yang memiliki senjata duhung ini adalah Raja Sangen, Raja Sa­ngiang, dan Raja Bunu yang dipercaya sebagai leluhur suku dayak.

Menurut legenda, ketiga raja ter­sebut memiliki duhung yang ber­beda. Duhung milik Raja Sa­ngen dan Raja Sangiang terbuat da­ri besi yang bisa mengapung. Se­dangkan, duhung milik Raja Bu­nu terbuat dari besi yang ti­dak bisa mengapung. Duhung je­nis ini biasa disebut sanaman le­teng.

Senjata yang ukurannya ber­ki­sar 50-75 cm ini dahulu digu­na­kan sebagai alat berburu atau bercocok tanam. Dalam per­kembangannya, saat ini du­hung tidak lagi berfungsi se­ba­gai senjata melainkan benda pusaka yang dipajang atau di-simpan


3. Senjata Tradisional Kalimantan Tengah - Mandau

Mandau adalah senjata tradisional yang cukup dikenal sebagai senjata tradisional masyarakat dayak dari Kalimatan Selatan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai mandau ini, silahkan sobat mengunjungi halaman : Mandau, Senjata tradisional Kalimatan Utara

Demikian Sobat tradisi, 3 senjata tradisional Kalimantan Selatan, semoga bermanfaat. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya.

Referensi :
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpit_(senjata)
  • http://www.borneonews.co.id/berita/25072-duhung-senjata-dayak-dari-kayangan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "3 Senjata Tradisional Kalimantan Tengah"

Posting Komentar