Menilik Rumah Adat Banten

HI sobat Nuswantoro , jangan pernah lupa akan sejarah dan budaya kita. Karena kita terlahir tidaklah sama dan hanya kebudayaan dan tradisilah yang dapat menyatukan dan sekaligus sebagai identitas diri dan bangsa kita. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari rasa kecintaanya terhadap negara dan budayanya. Liat saya negara-negara maju yang selalu menanamkan nasa nasionalisme terhadap setiap induvidu pendududknya.

Selalin kepercayaan dan kejujuran dalam memegang tinggi suatu budaya kita juga harus mengenal akan keanekaragaman budaya kita.JIka kita berbicara tentang Menilik Rumah Adat Banten pasti tiap daerah akan berbeda-beda.Namun coba tengok persamaannya yang dapat kita jadikan upaya pemersatunya dan jadikan perbedaan itu suatu hal yang dapat memperkaya khasanan bangsa

Melalui Menilik Rumah Adat Banten kita belajar bagaimana tradisi itu timbul dan tumbuh kembang di daerah asalnya. Jika mereka bisa kenapa gak dengan kita yang sebagai penerus kita harus mampu untuk memelihara dan mengembangkanya. Terutanya menerapkanya dengan unsur-unsur modern yang ada sehingga tidak tergerus oleh kemajuan jaman.Untuk itu langsung saja kita kenali khasanah budaya kita berikut ini

Menilik Rumah Adat Banten | tradisi-nuswantoro.my.id -  Apabila kita berkunjung ke Banten, barangkali kita akan kesulitan menemukan rumah yang masih dibilang tradisional. Rumah masyarakat Banten pada umumnya adalah rumah modern yang telah dibuat dengan permanen. Oleh karena itulah apabila berbicara rumah adat Banten, kita harus mengunjungi sebuah tempat yang cukup terpencil bahkan bisa dibilang terisolir dari kehidupan perkotaan Banten. Suku Baduy adalah merupakan sub etnis sunda yang tinggal di Kabupaten Lebak - Provinsi Banten. Mereka menyebut sebagai ürang kanekes atau orang kanekes. Memang tempat tinggal suku baduy ada di Desa Kanekes atau tepatnya terletak pada koordinat 6°27’27” – 6°30’0” LS dan 108°3’9” – 106°4’55” BT (Permana, 2001). Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung.

Rumah adat Banten adalah rumah adat suku baduy / badui. Rumah adat suku baduy Banten ini  merupakan rumah panggung dengan atap dari daun dan lantai nya terbuat dari bambu yang telah dibelah.

Rumah adat Banten yang ada di Kanekes ini memiliki keunikan dan ciri khas rumah baduy yang bisa kita kenal dengan penjelasan dibawah ini :

1. Struktur atap


Atap rumah pada Rumah adat Badui dibagi menjadi dua bagian, kiri dan kanan. Yang kiri dibuat lebih panjang daripada yang kanan. Tujuan dari sistem pembangunan atap ini adalah agar ruangan yang ada di dalam rumah bisa dibuat lebih luas ketika anggota keluarga dari pemilik rumah bertambah. Alasan kedua adalah untuk menahan air hujan. Karena desainnya yang hanya dari bambu, maka rumah ini perlu ketahanan yang kuat pada bagian atasnya yaitu atap.
Adapun bahan yang digunakan untuk atap Rumah adat Banten ini adalah daun kelapa yang dikeringkan atau menggunakan ijuk. 

rumah adat banten


2. Tanpa jendela

Rumah adat Baduy sebagai rumah adat Banten dibuat tanpa jendela. Selain pintu, rumah adat badui tidak memiliki akses keluar masuk lain.Untuk melihat pemandangan diluar rumah, suku baduy harus keluar dari rumah.
Bagaimana dengan sirkulasi udara di dalam rumah jika tidak adanya satupun jendela rumah? Suku Badui membuat sebuah lubang di lantai rumah yang disebut palupuh. Lubang ini berfungsi sebagai udara dari luar masuk ke dalam rumah lewat lantai. Sehingga udara yang masuk dan keluar bisa terasa lebih baik. Lantai rumah adat ini terbuat dari bambu maka tidak sulit untuk dilubangi.

Rumah baduy tanpa jendela

3. Desain interior rumah

Sama seperti rumah lainnya, rumah adat Banten ini juga dibagi ke dalam beberapa bagian utama antara lain bagian depan, tengah dan dapur atau bagian belakang.

Bagian depan rumah suku Baduy dikenal dengan istilah Sosoro. Tempat ini lazim digunakan sebagai tempat untuk menerima tetamu. Dalam adat Urang Kanekes, tamu dilarang keras masuk ke dalam rumah bagian tengah. Hal ini dipengaruhi kepercayaan bahwa setiap orang luar yang datang selalu membawa pengaruh buruk. Karena itu, ia hanya boleh ada di wilayah netral yakni di depan rumah. Adapun tamu yang hendak menginap biasanya dibawa ke rumah kepala adat.

Bagian lain dari rumah suku Baduy adalah dapur. Oleh karena lantai yang berupa bambu, maka tungku di dapur ini ditimbuni dengan tanah lengkap dengan sekat dari kayu. Hal ini dimaksudkan agar api tidak mudah menjilat lantai dari bambu tadi. Di bagian dapur ini terdapat bagian bernama goah. Ia difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan beras maupun padi.

4. Struktur Tiang



Berbicara mengenai rumah, suku Baduy dikenal dengan kesederhanannya. Rumah adat Banten ini dibangun dengan tiang yang tidak sama rata. Tiang-tiang ini menyesuaikan dengan kontur tanah. Di daerah lain, tanah untuk perumahan diratakan. Namun hal ini tak berlaku di tanah Baduy. Tiang rumahlah yang menyesuaikan dengan permukaan tanah. Karena itu jangan heran jika Anda menjumpai rumah adat dengan tiang yang tingginya tidak sama. 

Demikian Sobat Tradisi, sedikit ulasan mengenai rumah adat Banten yaitu rumah suku Baduy di Kanekes Provinsi Banten. Semoga bermanfaat..

Sumber :
http://www.lihat.co.id/properti/desain-rumah-adat-banten.html
http://kebudayaan1.blogspot.co.id/2013/11/mengenal-rumah-adat-banten.html
 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menilik Rumah Adat Banten"

Posting Komentar