HI sobat Nuswantoro , jangan pernah lupa akan sejarah dan budaya kita. Karena kita terlahir tidaklah sama dan hanya kebudayaan dan tradisilah yang dapat menyatukan dan sekaligus sebagai identitas diri dan bangsa kita. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari rasa kecintaanya terhadap negara dan budayanya. Liat saya negara-negara maju yang selalu menanamkan nasa nasionalisme terhadap setiap induvidu pendududknya.
Selalin kepercayaan dan kejujuran dalam memegang tinggi suatu budaya kita juga harus mengenal akan keanekaragaman budaya kita.JIka kita berbicara tentang Senjata Tradisional Kalimantan Timur pasti tiap daerah akan berbeda-beda.Namun coba tengok persamaannya yang dapat kita jadikan upaya pemersatunya dan jadikan perbedaan itu suatu hal yang dapat memperkaya khasanan bangsa
Melalui Senjata Tradisional Kalimantan Timur kita belajar bagaimana tradisi itu timbul dan tumbuh kembang di daerah asalnya. Jika mereka bisa kenapa gak dengan kita yang sebagai penerus kita harus mampu untuk memelihara dan mengembangkanya. Terutanya menerapkanya dengan unsur-unsur modern yang ada sehingga tidak tergerus oleh kemajuan jaman.Untuk itu langsung saja kita kenali khasanah budaya kita berikut ini
1. Senjata Tradisional Kalimatan Timur - Mandau
2. Senjata Tradisional Kalimatan Timur - Bujak
3. Senjata Tradisional Kalimantan Timur - Gayang
Gayang adalah senjata tradisional Orang Dayak Kadazandusun, bentuk gayang mirip dengan Mandau. Perbedaan dengan Mandau pada umumnya terletak pada desain bilah dan sarung yang agak melengkung seperti Parang Ilangnya Dayak Iban. Ukuran panjangnya lebih panjang dari Mandau pada umumnya. Seperti mandau, gayang juga dibuat dengan ritual-ritual tertentu. Saat pembuatannya, “dompuran” atau tempat membakar bilahnya maka akan diritualkan dengan ritual “subak”, mengunakan ayam jenis komburak (ayam putih), tanpa ritual, maka sang empu penempa gayang bisa terkena tulah seperti ditulikan telinganya, dikaburkan matanya dan api pembakar mati sendiri.
“Dompuran” juga terlebih dahulu ditaburi garam dan dibacakan mantera atau rinait “ponusi” agar supaya kelak gayang akan menjadi berbisa. Ketika gayang sudah siap, yang pertama dilakukan oleh penempa gayang adalah mengorbankan seekor ayam jantan merah dan darahnya disimbahkan ke gayang, penempa membacakan rinait “pongoboh” sebagai tanda gayang itu bukan lagi “benda mati” tapi “benda hidup” yang harus dijaga oleh tuannya.
Penyembelihan ayam jantan merah tanda bahwa gayang itu kelak akan menjatuhkan setiap laki-laki yang perkasa sebab ayam jantan melambang kegagahan. Menurut orang tua, gayang yang sudah “disubak” dan “dikoboh” itu akan menjadi seperti makhluk bernyawa, dan makanannya adalah darah dan otak manusia. Maka, setiap kali seorang pahlawan membunuh musuhnya, mereka akan mengambil otaknya dan memasukkan ke dalam satu lubang hulu gayang dan juga di dalam sarung gayang, dengan itu, semangat musuh akan tinggal dalam gayang tadi.
4. Senjata Tradisional Kalimantan Timur - Sumpit
Sumpit merupakan senjata tradisional yang digunakan dengan cara ditiup. Senjata ini digunakan untuk berburu, maupun untuk sejata perang. Sumpit dibuat dari bilah bambu untuk batang (pipa sumpit) dengan anak sumpit (damek) dibuat dari bilah bambu, lidi aren atau sirap. Ujung sumpit diberi tombak yang dibuat dari besi atau batu gunung yang diikatkan pada ujung sumpit.
Senjata sumpit yang mengandalkan kekuatan meniup ini bisa dibidikan dengan sasaran yang cukup jauh, yaitu sekitar 30 m untuk sasaran horizontal dan 25 m untuk sasaran vertikal.
Dengan senjata sumpit inilah masyarakat dayak pada zaman dahulu berburu hewan seperti burung yang ada diatas pohon maupun hewan-hewan liar dari jarak yang cukup jauh.
Demikian Sobat tradisi, beberapa senjata tradisional Kalimantan Timur yang bisa saya tulis pada kesempatan ini. Semoga bisa menambah wawasan sobat semua..
Referensi :
https://folksofdayak.wordpress.com/2015/08/19/gayang-senjata-kaum-dayak-kadazandusun/
0 Response to "Senjata Tradisional Kalimantan Timur"
Posting Komentar