HI sobat Nuswantoro , jangan pernah lupa akan sejarah dan budaya kita. Karena kita terlahir tidaklah sama dan hanya kebudayaan dan tradisilah yang dapat menyatukan dan sekaligus sebagai identitas diri dan bangsa kita. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari rasa kecintaanya terhadap negara dan budayanya. Liat saya negara-negara maju yang selalu menanamkan nasa nasionalisme terhadap setiap induvidu pendududknya.
Selalin kepercayaan dan kejujuran dalam memegang tinggi suatu budaya kita juga harus mengenal akan keanekaragaman budaya kita.JIka kita berbicara tentang Baju Adat Sulawesi Barat pasti tiap daerah akan berbeda-beda.Namun coba tengok persamaannya yang dapat kita jadikan upaya pemersatunya dan jadikan perbedaan itu suatu hal yang dapat memperkaya khasanan bangsa
Melalui Baju Adat Sulawesi Barat kita belajar bagaimana tradisi itu timbul dan tumbuh kembang di daerah asalnya. Jika mereka bisa kenapa gak dengan kita yang sebagai penerus kita harus mampu untuk memelihara dan mengembangkanya. Terutanya menerapkanya dengan unsur-unsur modern yang ada sehingga tidak tergerus oleh kemajuan jaman.Untuk itu langsung saja kita kenali khasanah budaya kita berikut ini
Baju Adat Sulawesi Barat |
tradisi-nuswantoro.my.id - Selain memiliki keindahan alam serta keunikan tradisinya, Provinsi Sulawesi Barat juga menyimpan keragaman tata busana atau baju adat tradisional. Baju tradisional dari Sulawesi Selatan ini kerap digunakan dalam pertunjukan
tari-tarian maupun acara adat lainnya.
Baju adat atau pakaian tradisional yang digunakan oleh penari pada
tari Patuddu misalnya, para penari menggunakan baju adat yang disebut dengan
Baju Bodo dan pakaian Toraja. Pada bagian lengan atas biasanya lebih ketat. Sedangkan pada bagian bawah biasanya menggunakan sarung tenun khas Mandar. Untuk bagian rambut penari biasanya digelung dan di beri hiasan seperti bunga, maupun menggunakan tusuk berwarna emas. Kemudian untuk aksesoris, penari menggunakan gelang, anting dan kalung khas Mandar. Dan tidak lupa penari membawa kipas yang digunakan sebagai alat menarinya.
Selanjutnya pada
tarian Bamba Manurung, para penari Bamba adalah wanita dengan mengenakan
pakaian adat khas Sulawesi Barat yaitu
Baju Badu, dengan aksesoris bunga beru-beru (bunga melati) menghiasi bagian kepala. Para penari Bamba membawa kipas seperti halnya tarian Patuddu.
Tidak hanya
baju tradisional yang digunakan pada pertunjukan tari-tarian, masyarakat suku Kalumpang yang berada di desa kondobulo dan karataun kecamatan Kalumpang Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, memiliki tradisi tenun ikat yang disebut tenun ikat tradisional sekomandi.
Pada zaman dahulu, tenun ikat sekomandi bisa digunakan sebagai alat tukar (barter) yang benilai tinggi, selain tentu saja untuk dipergunakan sendiri. Satu pakaian ikat sekomandi bisa ditukar dengan beberapa hewan peliharaan seperti kerbau dan babi.
Keunikan tenun ikat kalumpang terletak pada pola warna dan struktur kain. Dibutuhkan waktu berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk menghasilkan satu helai kain ikat sekomandi ini.
Motif kain yang sering digunakan antara lain Motif Ba'ba diata, Lele Sepu Ulu Karua lepo, Ulu Karua Barinni Pori dappu, Tosso' Balekoan, Tonoling, dan motif Toboalang. Motif tenun ikat dari Kalumpang ini dikenal sebagai salah satu ragam motif tertua di dunia. Sayangnya, saat ini tidak banyak orang yang bisa membuat tenun ikat sekomandi, sehingga perlu perhatian dari berbagai pihak.
Bersambung...
Referensi :
http://lifestyle.liputan6.com/read/2366998/menegok-tradisi-tenun-suku-kalumpang-sulawesi-barat
0 Response to "Baju Adat Sulawesi Barat"
Posting Komentar