HI sobat Nuswantoro , jangan pernah lupa akan sejarah dan budaya kita. Karena kita terlahir tidaklah sama dan hanya kebudayaan dan tradisilah yang dapat menyatukan dan sekaligus sebagai identitas diri dan bangsa kita. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari rasa kecintaanya terhadap negara dan budayanya. Liat saya negara-negara maju yang selalu menanamkan nasa nasionalisme terhadap setiap induvidu pendududknya.
Selalin kepercayaan dan kejujuran dalam memegang tinggi suatu budaya kita juga harus mengenal akan keanekaragaman budaya kita.JIka kita berbicara tentang 6 Tari Tradisional Nusa Tenggara Barat pasti tiap daerah akan berbeda-beda.Namun coba tengok persamaannya yang dapat kita jadikan upaya pemersatunya dan jadikan perbedaan itu suatu hal yang dapat memperkaya khasanan bangsa
Melalui 6 Tari Tradisional Nusa Tenggara Barat kita belajar bagaimana tradisi itu timbul dan tumbuh kembang di daerah asalnya. Jika mereka bisa kenapa gak dengan kita yang sebagai penerus kita harus mampu untuk memelihara dan mengembangkanya. Terutanya menerapkanya dengan unsur-unsur modern yang ada sehingga tidak tergerus oleh kemajuan jaman.Untuk itu langsung saja kita kenali khasanah budaya kita berikut ini
Pada masa kejayaan kesultanan Bima, banyak sekali tarian dan kreasi seni yang diciptakan. Secara umum, tarian tradisional Bima dibagi dalam tiga kelompok, YaItu Tari klasik Istana atau yang dikenal dengan Mpa’a Asi, Tarian Rakyat atau Mpa’a Ari Mai Ba Asi, serta tarian Donggo. Tarian Donggo adalah tarian yang dikreasi oleh masyarakat Donggo dan ditujukkan untuk upacara-upacara Adat. Sampai dengan saat ini tarian tersebut terus berkembang di Provinsi Nusa Tenggara Barat . Beberapa tarian bahkan ada yang menjadi tari tarian khas NTB yang menjadi daya tarik pariwisata dari Provinsi ini. Dari berbagai tarian yang terdapat di Nusa Tenggara Barat, kali ini tradisi-nuswantoro akan merangkum 6 tari tradisional Nusa Tenggara Barat. Dan berikut adalah penjelasan dan gambar tari tarian daerah Nusa Tenggara Barat tersebut :
1. Tari Tradisional Nusa Tenggara Barat - Tari Oncer
2. Tari Tradisional Nusa Tenggara Barat - Tari Lenggo
Dalam pertunjukannya, Tari Lenggo di iringi oleh musik tradisional dari Bima, yaitu gendang besar(gendang na’e), silu (sejenis serunai), gong dan tawa-tawa. Untuk mengiringi Tari Lenggo ini biasanya diiringi dengan musik berirama lembut atau pelan selaras dengan gerakan para penari.
Dalam perkembangannya, Tari Lenggo ini masih sering dipertunjukan sebagai bagian dari upacara Hanta Ua Pua. Selain itu, Tari Lenggo juga sering ditampilkan di berapa acara seperti penyambutan tamu penting dan festival budaya. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari usaha pelestarian dan memperkenalkan budaya dan tradisi yang ada di Bima, NTB.
3. Tari Tradisional Nusa Tenggara Barat - Tari Rudat
Tari Rudat Nusa Tenggara Barat (NTB) dibawakan oleh 13 orang penari lelaki dengan mengenakan pakaian ala prajurit. Para penari mengenakan baju berlengan panjang warna kuning, dan celana selutut berwarna biru serta mengenakan kopiah panjang. Para penari Rudat dipimpin oleh seorang penari yang mengenakan mahkota dan membawa pedang.
Tari Rudat NTB diiringi musik melayu yang dimainkan dari alat - alat musik tradisional berupa rebana, mandolin, biola dan jidur. Pertunjukan Tari Rudat terdiri dari pembukaan ucapan tabik (hormat/permisi) yang berbunyi: Tabik tuan-tuan, tabik nona-nona, mulailah bermain di hadapan tuan-tuan melihat keramaian, kemudian bershalawat (puji-pujian kepada Nabi) dan dilanjutkan dengan penutup (permintaan maaf jika ada salah ucap dan tingkah saat menari)
Tari Rudat NTB biasanya ditampilkan pada acara Maulid Nabi Muhammad, Isra Mi'raj, Khataman Alqur'an, Idul Fitri dan pada perayaan hari-hari besar agama Islam lainnya.
4. Tari Tradisional Nusa Tenggara Barat - Tari Sere
Tari Sere pada jaman dahulu merupakan tari klasik Istana Bima. Tari Sere dari Bima Nusa Tenggara Barat ini diciptakan oleh Sultan Abdul Khair Sirajuddin. Tari Sere dari NTB dimainkan oleh dua orang perwira kesultanan, bersenjatakan tombak dan perisai. Dengan wajah perkasa serta keberanian yang membara, dua perwira melompat dan berlari ke segala penjuru, berenjatakan tombak menyerang dan menangkis serangan musuh. Sebagai pancaran menghadapi musuh – musuh Dou Labo Dana (Rakyat dan Negeri). Para penari selalu melakukan gerakan melompat sambil berlari, oleh sebab itu tari ini diberinama mpa’a sere , yang berarti melompat sambil berlari (sere).
Tari Sere diiringi musik tambu (tambur). Hingga kini, Tari Sere masih tetap eksis, dan selalu digelar/dipertunjukkan pada saat penyambutan tamu-tamu penting pada acara-acara Pemerintah maupun perayaan Hanta UA PUA di Nusa Tenggara Barat.
5. Tari Tradisional Nusa Tenggara Barat - Tari Gendang Beleq
Tari Gendang Beleq adalah salah satu tarian dari Lombok, dinamakan demikian karena memakai gendang yang sangat besar. Kesenian Gendang Beleq sudah menjadi tradisi di Suku Sasak sejak lama dan merupakan kesenian peninggalan Kerajaan Selaparang Lombok yang menguasai sebagian wilayah pulau Lombok bagian timur pada zaman kerajaan Anak Agung.
Disebut Gendang Beleq, karena menggunakan Gendang berukuran besar yang dalam bahasa sasak disebut Beleq. Kesenian Gendang Beleq, awal masuknya di pulau Lombok, digunakan oleh para tokoh agama untuk menyebarkan islam di daerah ini. Saat itu, kesenian ini dimainkan untuk mengumpulkan warga, yang akan diberikan ceramah agama maupun kegiatan keagamaanlainnya.
Untuk memainkan kesenian ini membutuhkan kekompakan dalam kelompok, sehingga harus dimainkan secara utuh. Musik yang dimainkan, tari yang ditampilkan dalam kesenian Gendang Beleq, menggambarkan jiwa satria masyarakat Suku Sasak Lombok dalam mempertahankan daerahnya.
Pada zaman kerajaan Selaparang, biasanya tari Gendang Beleq dipentaskan untuk melepas prajurit ke medan perang. Tujuannya, agar para prajurit yang akan berlaga di medan pertempuran tetap bersemangat dan bergairah untuk membela daerahnya saat itu. Demikian juga setelah prajurit pulang dari medan pertempuran, disambut kesenian Gendang Beleq di pintu masuk desa, sebagai rasa syukur atas perjuangan mereka. Tradisi Gendang beleq masih dilakukan hingga saat ini untuk menyambut tamu undangan.
6. Tari Tradisional Nusa Tenggara Barat - Tari Gandrung Lombok
Tari Gandung merupakan tarian rakyat yang berkembang ditiga daerah, yaitu Banyuwangi (lihat: Tari Gandrung Banyuwangi), Bali dan Lombok. Tari Gandrung dari ketiga daerah tersebut memiliki kemiripan, namun demikian masing-masing juga memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Demikian pula dengan tari gandrung lombok, Nusa Tenggara Barat.Tari Gandrung terkenal dilingkungan masyarakat sasak sebagai tarian yang dilakukan oleh seorang wanita dengan iringan puisi (lelakaq), nyanyian (sandaran) dan seperangkat gamelan (sabarungan ). Gandrung menunjukan suka cita dan harapan bersama masyarakat sasak dan dipentaskan sebagai sebuah ekpresi simbolis dari masyarakat sasak yang dilakukan dalam perayaan desa setelah masa panen padi.
I Wayan Karyawirya menyatakan dalam tulisannya Tari Gandrung Lombok (1993/1994) bahwa tari gandrung berasal dari Banyuwangi, kemudian menyebar lewat Bali dan akhirnya sampai di Lombok. Tari Gandrung Lombok dimainkan oleh dua orang penari wanita, biasanya dilakukan pada malam hari bertepatan dengan paska panen padi. Para penari Gandrung Lombok mengenakan pakaian khusus tarian yang terdiri dari beberapa unsur yaitu :
1. Gegelung
2. Gempolan
3. Bapang
4. Stagen dan seret
5. Elaq elaq
6. Gonjer / Gegonjer
Demikian sobat TradisiKita, 6 tari tradisional Nusa Tenggara Barat (NTB) yang bisa kita rangkum, semoga menambah wawasan Sobat semua. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya..
Referensi :
1. http://lombok.panduanwisata.id/kegiatan-dan-aktivitas/mengenal-tari-oncer-tarian-dengan-gerakan-ikan-sepat-berenang/
2. http://www.negerikuindonesia.com/2015/09/tari-lenggo-tarian-tradisional-dari.html
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Rudat
4. http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2494/tari-gandrung-simbolisasi-budaya-masyarakat-sasak-di-lombok
0 Response to "6 Tari Tradisional Nusa Tenggara Barat"
Posting Komentar