Rumah Bubungan Lima dari Bengkulu

HI sobat Nuswantoro , jangan pernah lupa akan sejarah dan budaya kita. Karena kita terlahir tidaklah sama dan hanya kebudayaan dan tradisilah yang dapat menyatukan dan sekaligus sebagai identitas diri dan bangsa kita. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari rasa kecintaanya terhadap negara dan budayanya. Liat saya negara-negara maju yang selalu menanamkan nasa nasionalisme terhadap setiap induvidu pendududknya.

Selalin kepercayaan dan kejujuran dalam memegang tinggi suatu budaya kita juga harus mengenal akan keanekaragaman budaya kita.JIka kita berbicara tentang Rumah Bubungan Lima dari Bengkulu pasti tiap daerah akan berbeda-beda.Namun coba tengok persamaannya yang dapat kita jadikan upaya pemersatunya dan jadikan perbedaan itu suatu hal yang dapat memperkaya khasanan bangsa

Melalui Rumah Bubungan Lima dari Bengkulu kita belajar bagaimana tradisi itu timbul dan tumbuh kembang di daerah asalnya. Jika mereka bisa kenapa gak dengan kita yang sebagai penerus kita harus mampu untuk memelihara dan mengembangkanya. Terutanya menerapkanya dengan unsur-unsur modern yang ada sehingga tidak tergerus oleh kemajuan jaman.Untuk itu langsung saja kita kenali khasanah budaya kita berikut ini

Rumah bubungan lima adalah rumah adat dari daerah Bengkulu. Diperkirakan sudah ada dibengkulu sejak tahun 1916-an. Rumah bubungan lima merupakan rumah adat masyarakat melayu lembak. Selain sebagai rumah tinggal, rumah adat bubungan lima memiliki fungsi khusus yaitu merupakan rumah yang khusus dipergunakan untuk keperluan ritual adat atau acara adat seperti penyambutan tamu, kelahiran, perkawinan, atau kematian.

Gambaran rumah bubungan lima dapat disimak dari syair dibawah ini 

HERI APRIZAL, Kota Bengkulu

Atap limas,  bubungan lime
Ade sepuluh, name ruang nye
Itu lah uma, adat wang kite
Adat Lemak upun Melayu
Tiang tue,  belapik batu
Tapan meletak sarat kepiat
Make nye aman, kite menunguh
Itu lah syarat tetue kite

SYAIR lagu berjudul Uma Tue (rumah tua) ciptaan Syafrudin itu menggambarkan bentuk Rumah Tua Bubungan Lima. Diawal syair dijelaskan, atap berbentuk limas, bubungan lima. Terdiri dari sepuluh ruang, tiangnya dilapisi batu, dan dilengkapi tulisan doa-doa agar penghuninya aman saat menunggunya.


Rumah bubungan lima dibuat dari bahan kayu medang kemuning atau surian balam. Kayu ini memiliki kelebihan berkarakter halus namun tahan lama. Bentuk rumah bubungan lima berupa rumah panggung yang ditopang dengan beberapa tiang penyangga, umumnya terdiri dari 15 tiang dengan tinggi mencapai 1,8 meter. Uniknya, tiang rumah ini berlapik (beralas) batu. Diyakini tidak akan lapuk dan tahan terhadap goncangan gempa bumi. Memiliki atap dari ijuk enau atau sirap berbentuk limas, dengan tinggi bubungan mencapai 3,5 meter. memiliki lantai yang terbuat dari kayu. Untuk masuk kedalam rumah terdapat dua tangga di bagian depan dan belakang yang biasanya anak tangganya berjumlah ganjil sesuai dengan arahan adat yang berlaku di Bengkulu.

Ketua Badan Musyawarah Adat (BMA) Kota Bengkulu Drs. H. S. Effendi, MS menjelaskan, rumah bubungan lima dari Provinsi Bengkulu memiliki beberapa bagian yang oleh masyrakat Bengkulu memiliki sebutan berupa :
Berendo (ruang tamu)
-  Hall (ruang tamu khusus)
-  Bilik Gedang (ruang tidur utama)
-  Bilik gadis (ruang tidur anak perempuan)
-  Bilik bujang ( ruang tidur anak laki-laki)
-  Ruang tengah
-  Ruang makan
-  Garang
-  Dapur, dan
-  Berendo Belakang
 
Berendo
Tempat menerima tamu yang belum dikenal, atau tamu yang hanya menyampaikan suatu pesan (sebentar). Selain itu juga dipergunakan untuk bersantai pada pagi atau sore hari. Bagi anak-anak, berendo juga sering dipergunakan untuk bermain congkak, karet, dll

Hall
Ruang untuk menerima tamu yang sudah dikenal baik, keluarga dekat, atau orang yang disegani. Ruangan ini juga digunakan untuk tempat cengkrama keluarga pada malam hari, ruangan belajar bagi anak-anak, dan sewaktu-waktu ruang ini digunakan untuk selamatan atau mufakat sanak famili.

Bilik Gedang
Bilik gedang atau bilik induk merupakan kamar tidur bagi kepala keluarga (suami istri) serta anak-anak yang masih kecil.

Bilik Gadis
Biasanya terdapat pada keluarga yang memiliki anak gadis, merupakan kamar bagi Si Anak Gadis. Selain uantuk tidur juga digunakan untuk bersolek. Bilik gadis biasanya berdampingan dengan bilik gedang, demi keamanan dan kemudahan pengawasan terhadap anak gadis mereka.

Bilik Bujang
Seperti halnya bilik gadis, bilik bujang diperuntukan bagi anak laki-laki dalam keluarga.

Ruang Tengah
Biasanya dikosongkan dari perabot rumah, dan di sudutnya disediakan beberapa helai tikar bergulung karena fungsi utamanya adalah untuk menerima tamu bagi ibu rumah tangga atau keluarga dekat bagi si gadis. Di samping itu juga sering dipakai sebagai tempat belajar mengaji. Bagi keluarga yang tidak memilki kamar bujang tersendiri, kadang-kadang dipakai untuk tempat tidur anak bujang.

Ruang Makan
Tempat makan keluarga. Pada rumah kecil biasanya tidak terdapat ruang makan, mereka makan di ruang tengah. Bila ada tamu bukan keluarga dekat, maka untuk mengajak tamu makan bersama digunakan hal, bukan di ruang makan.

Garang
Tempat penyimpanan tempayan air atau gerigik atau tempat air lainnya, juga dipakai untuk tempat mencuci piring dan mencuci kaki sebelum masuk rumah atau dapur

Dapur
Ruangan untuk memasak

Berendo BelakangSerambi belakang, tempat bersantai bagi kaum wanita pada siang atau sore hari, melepas lelah setelah mengerjakan tugas, tempat mengobrol sambil mencari kutu.
Selain Rumah Bubungan Lima, di Provinsi Bengkulu juga terdapat rumah adat yang lain seperti Rumah Umeak Potong Jang, Rumah Kubung Beranak, Rumah Patah Sembilan, dan lain sebagainya.


Demikian Sobat tradisi, sekilas mengenai rumah adat Bubungan Lima dari provinsi Bengkulu  

Referensi :
Kebudayaanindonesia.net
http://harianrakyatbengkulu.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rumah Bubungan Lima dari Bengkulu"

Posting Komentar