Tati Saleh, Seniman Serba Bisa

HI sobat Nuswantoro , jangan pernah lupa akan sejarah dan budaya kita. Karena kita terlahir tidaklah sama dan hanya kebudayaan dan tradisilah yang dapat menyatukan dan sekaligus sebagai identitas diri dan bangsa kita. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari rasa kecintaanya terhadap negara dan budayanya. Liat saya negara-negara maju yang selalu menanamkan nasa nasionalisme terhadap setiap induvidu pendududknya.

Selalin kepercayaan dan kejujuran dalam memegang tinggi suatu budaya kita juga harus mengenal akan keanekaragaman budaya kita.JIka kita berbicara tentang Tati Saleh, Seniman Serba Bisa pasti tiap daerah akan berbeda-beda.Namun coba tengok persamaannya yang dapat kita jadikan upaya pemersatunya dan jadikan perbedaan itu suatu hal yang dapat memperkaya khasanan bangsa

Melalui Tati Saleh, Seniman Serba Bisa kita belajar bagaimana tradisi itu timbul dan tumbuh kembang di daerah asalnya. Jika mereka bisa kenapa gak dengan kita yang sebagai penerus kita harus mampu untuk memelihara dan mengembangkanya. Terutanya menerapkanya dengan unsur-unsur modern yang ada sehingga tidak tergerus oleh kemajuan jaman.Untuk itu langsung saja kita kenali khasanah budaya kita berikut ini

Tati Saleh memiliki nama asli Raden Siti Hatijah dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 Juli 1944. Tati Saleh adalah putri dari pasangan Abdullah Saleh dan Tjarwita Djuariah. Abdullah Saleh sendiri adalah seorang Kepala Kebudayaan Ciamis sedangkan Tjarwita Djuariah adalah seorang pengajar seni tari dan tembang.

Kemampuan olah vokal Tati Saleh mulai terasah sejak usia 4 tahun. Uniknya kemampuan tersebut awalnya tidak karena dididik secara khusus, kemampuan Tati Saleh melantunkan tembang cianjuran didapat dengan mencuri dengar tatkala ayah dan saudara-saudaranya berlatih.

Demikian pula halnya dengan kemampuan menari Tati Saleh, gerakan dasar tari tradisional dikuasainya dari mengintip orang latihan. Giler panon (lirikan mata), godeg (menggerakkan kepala), ngalungkeun soder (melempar selendang), dan keupat (berlenggang) bisa diperagakan Tati kecil dengan cekatan. Bakat alam itu kemudian diasah ayahnya, Abdulllah Saleh.

Pada usia belia, Tati Saleh sudah jadi bintang panggung. Ketika duduk di kelas I SMP, pada 1959, dia sudah dipercaya membawakan kidung menyambut Ayub Khan, Presiden Pakistan yang berkunjung ke Bandung. Selepas SMP, Tati  melanjutkan ke sekolah karawitan. Kemampuan tari Tati Saleh semakin terasah setelah menimba ilmu dari seniman tari antara lain Raden Enoch Atmadibrata, Ono Lesmana, serta tokoh tari Sunda, Raden Cece Somantri.

Setelah proses pematangan, Tati Saleh menjadi seorang seniman serba bisa, menyanyi, menari dan juga artis. Namanya tak hanya terkenal di tatar sunda, melainkan seluruh Indonesia. Kemampuan vokal Tati Saleh memiliki ciri khas tersendiri, karakter suara yang unik, bisa mencapai empat setengah oktaf. Kemampuan vokal tersebut oleh seniman Tan Deseng, disejajarkan dengan biduanita Barat, Katerinna Valente.

Dibidang seni tari, Tati Saleh  dan beberapa rekannya menggubah beberapa Seni Ibing Jaipongan seperti Lindeuk Japati, Rineka Sari, Mega Sutra di Konservatori Karawitan (Kokar). Pada tahun 1960-an, Tati Saleh bersama Indrawati Lukman, Irawati Durban, Tien Sapartinah dan Bulantrisna Jelantik, dikenal sebagai penari istana

Tati Saleh meninggal dunia pada usia 61 tahun, tepatnya pada 9 Februari 2006, dimakamkan taman pemakaman keluarga di Ciamis.


Demikian Sobat tradisi-nuswantoro, sedikit profil dari tokoh Jawa Barat yang berkecimpung dalam dunia seni tari dan seni olah vokal, Tati Saleh. Semoga bermanfaat.

Referensi :
http://toko-bukubekas.blogspot.co.id/2012/10/bintang-panggung-biografi-tati-saleh.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tati_Saleh

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tati Saleh, Seniman Serba Bisa"

Posting Komentar