Kesenian Terbang Buhun

HI sobat Nuswantoro , jangan pernah lupa akan sejarah dan budaya kita. Karena kita terlahir tidaklah sama dan hanya kebudayaan dan tradisilah yang dapat menyatukan dan sekaligus sebagai identitas diri dan bangsa kita. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari rasa kecintaanya terhadap negara dan budayanya. Liat saya negara-negara maju yang selalu menanamkan nasa nasionalisme terhadap setiap induvidu pendududknya.

Selalin kepercayaan dan kejujuran dalam memegang tinggi suatu budaya kita juga harus mengenal akan keanekaragaman budaya kita.JIka kita berbicara tentang Kesenian Terbang Buhun pasti tiap daerah akan berbeda-beda.Namun coba tengok persamaannya yang dapat kita jadikan upaya pemersatunya dan jadikan perbedaan itu suatu hal yang dapat memperkaya khasanan bangsa

Melalui Kesenian Terbang Buhun kita belajar bagaimana tradisi itu timbul dan tumbuh kembang di daerah asalnya. Jika mereka bisa kenapa gak dengan kita yang sebagai penerus kita harus mampu untuk memelihara dan mengembangkanya. Terutanya menerapkanya dengan unsur-unsur modern yang ada sehingga tidak tergerus oleh kemajuan jaman.Untuk itu langsung saja kita kenali khasanah budaya kita berikut ini

Terbang Buhun adalah kesenian tradisional yang berasal dari Jawa Barat dan Banten. Kesenian Terbang Buhun juga disebut dengan Terbang Gede, Terbang Ageung atau Terbang Gebes.

Kesenian Terbang Buhun mempergunakan berbagai alat musik tradisional yaitu terbang kempring, terbang ageung, terbang gebrung, terbang talingtik, terbang goong, dan kendang. Untuk Sobat yang belum mengenal terbang, alat musik terbang ini adalah sejenis alat musik rebana namun dengan ukuran dan diameter lebih besar dari rebana pada umumnya.

Kesenian terbang buhun ini mulai ada sejak perkembangan agama hindu di pulau jawa, atau sekitar tahun 1800 an. Pada awal adanya kesenian terbang, adalah merupakan ajang adu kesaktian. Para pemain terbang buhun yang pada umumnya merupakan satu kelompok diundang oleh kelompok lainnya pada tempat yang sudah disepakati. Acara adu kesaktian ini biasanya dilakukan pada tengah malam hingga menjelang pagi hari. Para pemain terbang buhun akan membunyikan terbang dengan kekuatan yang dimiliki. Karena pengaruh magis dan kesaktian lawan, terkadang terbang yg sudah dipukul pemain tidak berbunyi sama sekali. Pemain yang sanggup memainkan terbang paling keras dan paling lama akan dinyatakan sebagai pemenang.

Kemudian dalam perkembangannya kesenian terbang dipertunjukan sebagai media hiburan masyarakat dan juga sebagai media dakwah agama Islam, dimana sepanjang pertunjukan terbang dilantunkan berbagai puji-pujian dan shalawat. lalu dimasukkan pula beberapa lagu diantaranya: Jabaniah, Kentrung, Kembang Beureum, Kembang Gadung, Goyor, Titipati, Genjreng dan lain sebagainya.

Kesenian terbang buhun yang semakin langka ini memiliki berbagai pengajaran bagi pemain maupun penontonnya. Melalui permainan terbang buhun inilah kita menjalin kebersamaan yang utuh diantara sesama warga. Istilahna hirup ulah nepi ka paaing-aing, pagiri-giri calik pagirang-girang tampian. (Jangan Berlomba-lomba untuk melebihi rekan sejawat, tidak mau bekerja sama, tidak mau saling menolong).


Demikian Sobat tradisi-nuswantoro.my.id, sekilas informasi mengenai kesenian Terbang Buhun, semoga bermanfaat.. :D

Referensi :

http://jabarnews.com/?p=2990
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=324&lang=id
berbagai sumber online


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kesenian Terbang Buhun"

Posting Komentar